Operasi Trisula adalah operasi yang dilakukan oleh TNI pada 1968 yg bertujuan menghancurkan sisa -residu kekuatan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituduh terlibat peristiwa G30S. target operasi artinya residu-residu anggota PKI yg bersembunyi di Blitar Selatan, Malang Selatan, dan Tulungagung. Operasi Trisula berhasil menggulung kekuatan PKI pada Blitar Selatan selama satu setengah bulan.
1. Latar Belakang
Pasca insiden G30S pada 1965, pemerintah Orde Baru memburu mereka yg berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). sisa -sisa anggota PKI yang lolos berasal buruan militer kemudian melarikan diri ke berbagai wilayah, salah satunya ke Blitar Selatan. Para tokoh PKI yang bersembunyi di Blitar Selatan ialah Rewang, Oloan Hutapea, Ruslan Widjajasastra, Munir. Oloan Hutapea ditunjuk menjadi koordinator Departemen Organisasi PKI baru di Blitar Selatan.
Sedangkan ketua PKI di Blitar Selatan dipegang oleh Ruslan Widjajasastra, dan Rewang diberi tanggung jawab sebagai ketua Departemen Agitasi dan Propaganda dan anggota Pleno PKI. Adapun Munir menjabat menjadi koordinator Departemen usaha Bersenjata PKI Blitar Selatan. Mereka menggalang kekuatan pada Blitar Selatan dengan mengadakan banyak sekali kegiatan, seperti menyiapkan Perang rakyat dengan mengadakan pelatihan Kursus Kilat Perang masyarakat (KKPR). pembinaan KKPR itu bisa terealisasi berkat donasi mantan Dandim Pandeglang, Letkol Pratomo.
Selain itu, juga diberikan materi terkait membentuk kembali PKI oleh Oloan Hutapea serta materi Materialisme Dialektika Historis sang Ruslan Widjajasastra. Sedangkan Munir menyampaikan materi terkait Thesis Perang masyarakat. Tersiar kabar juga bahwa sisa -sisa gerombolan PKI itu melakukan teror terhadap rakyat. Teror tadi berupa perampokan, penculikan, serta pembunuhan dengan tujuan buat mendapatkan persenjataan.
Mengetahui masih adanya kekuatan PKI pada Blitar Selatan, maka pada 18 Mei 1968, Panglima Kodam VIII/Brawijaya Mayjen Tentara Nasional Indonesia M. Yasin melantik Komando Satuan Tugas (Satgas) Trisula yang dipimpin sang kol Witarmin.
2. Kekuatan TNI
Dalam pelaksanaan Operasi Trisula, Kodam Brawijaya mengerahkan Batalion Infanteri 531/Para, Batalion Infanteri 511, Batalion Infanteri 513, Batalion Infanteri 521, serta Batalion Infanteri 527. Selain itu juga terlibat Kodim 0808 Blitar, Kodim 0807 Tulungagung, Kodim 0818 Malang dan beberapa Koramil. Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan Tentara Nasional Indonesia AU juga diterjunkan untuk membantu jalannya operasi.
Buat mendukung operasi ini, Panglima Komando wilayah Udara (Kowilu) IV, Komodor Udara Suwoto Sukendar mengeluarkan Surat Perintah di 6 Juni 1968 tentang pembentukan Satuan Tugas Operasi Udara (Satgas Opsud) Elang dipimpin oleh Mayor Udara Sugiantoro. Mayor Udara Sugiantoro dibantu pasukan yang dipimpin sang Komandan Kompi LU Wim Mustamu, Wadan Ki SMU J. Rantijo, serta Ton I SMU Jumari, dan Ton II SMU Sjamsuri, dan serta Tom III SMU Sugimin. Kekuatan Satgasud Elang terdiri atas dua pesawat pembom B-26 Invader, tiga pesawat P-51 Mustang, beberapa pesawat C-130 Hercules, tiga pesawat Harvard, Helikopter Mi-4 dan Kompi Kopasgat.
3. Jalannya Operasi Trisula
Operasi Trisula resmi dilaksanakan pada 1 Juni 1968 serta dilakukan di daerah Blitar Selatan. pelaksanaan Operasi Trisula pertama kali dilakukan pada Suruhwadang, Maron, serta Ngeni yg merupakan basis PKI di Blitar Selatan. dalam operasi pertama, ditangkap lebih kurang 4.000 orang serta ditemukan delapan orang anggota Gerilya Desa dan dua orang Detasemen Gerilya PKI Gaya Baru di Blitar Selatan.
Operasi adonan yang sangat bertenaga itu menghasilkan banyak anggota PKI Blitar Selatan akhirnya menyerah. namun, ada pula yang masih melawan meski pada posisi terdesak. Beberapa hari beranjak ke selatan, Tentara Nasional Indonesia berhasil membongkar wilayah yang dikuasai PKI sampai ke pegunungan. dalam baku tembak yang terjadi di tempat Gunung Asem Panggungrejo, Oloan Hutapea berhasil dibunuh. Selanjutnya Soerachman juga terbunuh di tempat hutan Desa Maron.
Di pertengahan Juli 1968, TNI berhasil menangkap Rewang di Sumberjati, serta Kademangan dan Ruslan Widjajasastra pada Kaligrenjeng. di bulan yg sama, koordinator Departemen Bersenjata PKI Blitar Selatan, Munir, berhasil ditangkap pada Jembangan.
4. Akhir Operasi Trisula
Operasi Trisula yang dilancarkan selama sekitar 2 bulan berhasil menghancurkan kubu-kubu pertahanan serta proyek basis PKI, serta menangkap hidup ataupun mati tokoh-tokohnya. Mayjen M. Yasin dalam konferensi pers di 9 Agustus 1968 di Malang memberikan bahwa tahanan PKI akibat operasi ini berjumlah 850 orang. Sedangkan senjata yang berhasil dirampas berjumlah 37 pucuk dan empat butir granat.
\Upacara penutupan Operasi Trisula berlangsung di 7 September 1968 pada Blitar sang Mayjen M. Yasin serta disaksikan oleh Panglima Kostrad Mayjen Kemal Idris. Mereka yang ditangkap serta masih hidup diberikan pelatihan oleh TNI yang bertujuan untuk menguatkan mental rakyat dari dampak PKI.
Itulah Sejarah Singkat Operasi Trisula Pada Tahun 1968
Mohon Maaf Apabila Ada Kesalahan
Semoga Bermanfaat
Terimakasih.........
Komentar
Posting Komentar