di tanggal 20 September 1953 telah terjadi Pemberontakan di/TII pada Aceh yang dipimpin oleh Daud Beureueh. Daud Beureueh merupakan seseorang pemimpin sipil, kepercayaan , serta militer pada Aceh pada masa perang agresi Militer Belanda I. Pemberontakan pada TII di Aceh diawali menggunakan adanya pernyataan proklamasi terkait berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di bawah imam besar Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
1. Latar Belakang
Alasan fundamental yang menjadi latar belakang terjadinya Pemberontakan di/TII di Aceh yaitu kekecewaan yang dirasakan oleh para tokoh pimpinan warga pada Aceh.
waktu itu, Provinsi Aceh dilebur ke Provinsi Sumatera Utara yg beribu kota pada Medan.
Keputusan peleburan dianggap mengabaikan jasa baik asal rakyat Aceh waktu berjuang mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia di masa revolusi.
Kekesalan Daud Beureueh semakin membara sebab pada 1948 Presiden Soekarno pernah berjanji bahwa Aceh boleh menerapkan syariat Islam dan tetap sebagai salah satu provinsi pada Indonesia. karena merasa dibohongi, Daud pun memantapkan diri buat melakukan pemberontakan menggunakan menyatakan bahwa dirinya bergabung dengan di/TII yang dipelopori oleh Kartosoewirjo.
sebab merasa dibohongi, Daud pun memantapkan diri buat melakukan pemberontakan menggunakan menyatakan bahwa dirinya bergabung menggunakan pada/TII yg dipelopori sang Kartosoewirjo.
ketika itu, Kartosoewirjo telah mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus 1949, sehingga Daud semakin yakin buat melakukan perlawanan.
2. Upaya Penyelesaian
Perlawanan yang digerakkan sang Daud ini menuntut diberikannya hak otonom buat Aceh.
Melihat hal tersebut, pemerintah tidak tinggal membisu, mereka segera merogoh tindakan untuk menghentikan Pemberontakan di/TII di Aceh.
Pemerintah pusat memiliki dua jalur pada upaya penyelesaian pemberontakan tersebut, yaitu dengan upaya militer serta diplomasi.
Operasi Militer dilakukan dengan menyelenggarakan Operasi 17 Agustus serta Operasi Merdeka. Sedangkan cara diplomasi diterapkan dengan mengirim utusan ke Aceh buat bercengkrama dengan Daud Beureueh. sehabis melewati proses yg cukup panjang, konflik ini akhirnya berakhir menggunakan jalan hening.
Pemerintah sentra memutuskan buat menyampaikan hak swatantra kepada Aceh sebagai provinsi yg dianggap wilayah spesial Aceh dan diizinkan menerapkan syariat Islam. pada tanggal 18-22 Desember 1962, digelar upacara akbar bertajuk Musyawarah Kerukunan rakyat Aceh (MKRA) di Aceh sebagai tanda perdamaian. Pemberontakan DII/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan menggunakan cara musyawarah.
3. Gerakan Aceh Merdeka
Meskipun Daud Beureuh dan pemerintah sentra sudah menyelesaikan dilema mereka menggunakan jalan damai, persoalan lain masih balik terdapat. Kali ini persoalan dibuat sang beberapa mantan pengikut Daud Beureuh keliru satunya Hasan di Tiro. Hasan Tiro ketika itu melihat bahwa syarat ekonomi serta pendidikan di Aceh tengah melemah. pada 30 Oktober 1947, Hasan Tiro mengadakan sebuah rendezvous beserta para mantan tokoh di/TII dan para pemuda Aceh. di rendezvous tadi mereka membahas tentang asal daya alam Aceh yang telah dikeruk sang industri asing atas izin pemerintah Indonesia. Bermula berasal hal tadi, terdapat Gerakan Aceh Merdeka (GAM). GAM berkembang sangat usang, asal tahun 1976 hingga 2005. Perlawanan GAM dan upaya penumpasannya memakan belasan ribu korban jiwa.
4. Tokoh D1/TII Aceh
Pemberontakan D1/TII di Aceh dipimpin sang Daud Beureuh. beliau ialah seseorang ulama yg berpengaruh pada sana.
Itulah Sejarah Singkat Peristiwa D1/TII Aceh Pada 20 September 1953
Mohon Maaf Apabila Ada Kesalahan
Semoga Bermanfaat
Sekian Terimakasih.............
Komentar
Posting Komentar