Peristiwa Pemberontakan DII/TII Jawa Tengah

 


Pemberontakan pada/TII pada Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah Wijaya Kusumah atau yg biasa diklaim Amir Fatah.  Pemberontakan ini terjadi antara tahun 1949 hingga 1950 yg dilatarbelakangi dengan adanya penandatanganan Perjanian Renville.  masyarakat Jawa Tengah, khususnya Amir Fatah serta pasukannya, merasa poly dirugikan asal perjanjian tersebut, keliru satunya terjadi persengketaan di daerah Pekalongan.


1. Latar Belakang

Keluarnya DI/TII pada Jawa Tengah diawali menggunakan adanya perubahan situasi politik di daerah Tegal-Brebes dampak penandatanganan Perjanjian Renville. pada perjanjian tersebut disebutkan satu pasal yang berisi bahwa seluruh kekuatan pasukan RI yg berada di wilayah pendudukan Belanda wajib  ditarik serta ditempatkan pada daerah RI. wilayah karesidenan Pekalongan termasuk wilayah pendudukan Belanda, sebagai akibatnya pasukan RI harus meninggalkan dan  mengosongkan wilayah tadi.

tetapi, meskipun demikian, rupanya tidak seluruh pasukan meninggalkan daerah mereka, mirip pada Brebes dan  Tegal. Para pejuang di 2 daerah tersebut masih permanen bertahan serta menyusun taktik buat melakukan perlawanan. Mereka melakukan operasi militer menggunakan menghasilkan Gerakan Antareja Republik Indonesia (GARI) serta Gerilya Republik Indonesia (GRI).

Terbentuknya 2 gerakan ini memicu timbulnya gerakan-gerakan lain yg membentuk pemberontakan pada Jawa Tengah.


2. Amir Fatah Memimpin

Sebelum adanya pemberontakan pada/TII di bawah kepemimpinan Amir Fatah, pada Jawa Tengah sudah lebih dulu pernah timbul gerakan yang serupa dipimpin sang Abas Abdullah.  Pasukan yg dipimpin Abas ini bernama Pasukan Hizbullah, di mana waktu itu mereka memutuskan buat pergi ke daerah sengketa Indonesia-Belanda, yaitu Brebes.  sampai pada sana, pasukan ini membuat pasukan baru bernama Mujahidin yg disebut menjadi Majelis Islam (MI).

Bukan hanya pasukan Hizbullah, Amir Fatah juga waktu itu tengah mendatangi Brebes, minatnya buat kemudian turut bergabung pada pemberontakan ini ialah sebab dia merasa memiliki cara pandang serta ideologi yang sama, khususnya dalam membuat Negara Islam Indonesia.

Akhirnya di 23 Agustus 1949, Amir beserta sahabat-temannya memutuskan bergabung menggunakan NII yang dipelopori sang Kartosoewirjo.  sejak ketika itu, Amir Fatah bersama kelompoknya melakukan penyerangan terhadap Tentara Nasional Indonesia serta beberapa desa, mirip Desa Rokeh Djati serta Pagerbarang.

3. Akhir Pemberontakan

Demi melemahkan kekuatan para tentara Amir Fatah dan  penyerangan mereka, Tentara Nasional Indonesia membentuk Gerakan Banteng Nasional (GBN). GBN artinya komando penumpasan pemberontakan di/TII di Jawa Tengah. Para pemimpin asal GBN sendiri ialah Letkol Sarbini, Letkol Bachrum, dan  Letkol Ahmad Yani.

Unsur penting yang ada di dalem GBN adalah Banteng Raiders, sebuah pasukan elit di bawah kepemimpinan Ahmad Yani buat memburu gerilyawan pada/TII.  Selama proses pembekukan, pasukan Mujahidin dan  Hizbullah sempat berhasil meloloskan diri berasal tangkapan TNI.

Sampai akhirnya di 22 Desember 1950, pasukan-pasukan ini berhasil ditangkap waktu berada pada Desa Cisayong, Tasikmalaya.

Amir Fatah yg juga ikut tertangkap dipenjara selama 2 tahun.













Itulah Sejarah Singkat Peristiwa DII/TII Jawa Tengah

Mohon Maaf Apabila Ada kesalahan

Semoga Bermanfaat

Terimakasih.........

Komentar